Senin, 19 November 2012

MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGHADAPI KREATIFITAS ANAK


Dienasty 2-C
NAMA: ENDANG NGESTY R.
NPM : 11.1.01.10.0120


Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas, apabila proses kegiatan belajar-mengajar berjalan secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak dan sebaik mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan menghasilkan hasil yang bermutu serta relevan dengan perkembangan zaman. Agar terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan efisien, maka perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan.Untuk dapat mencapai sebuah pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang mampu memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Di antaranya adalah manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaan.Kreatifitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tantang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan menguji lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menentukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide yang kaya progresif nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.
Dalam pendidikan peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Dan sudah pasti bahwa peserta didik memiliki kekurangan dan kelebihanya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara pesreta didik yang satu dengan peserta didik lainya. Para pendidik dan lembaga pendidikan harus menghargai perbedaan yang ada pada mereka.Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas. Hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembanan kreatif peserta didik. Hal ini terjadi terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermahzabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik, dan mengelola pembelajaran peserta didik.
UU No.20 tentang sistem pendidikan nasional 2003 berbunyi” warga negara yang memiliki kelainanfisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Pengertian dari pendidikan khusus disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik, karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Siswa berbakat di dalam kelas mugkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar ketrampilan dan konsep pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencangkup semua pengalaman yang diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat yang membantunya mewujudkan potensi-potensi dalam dirinya. Maka saat ini haruslah diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki potensi bakat yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapakan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap siswa dapat belajar menurut kecepatanya sendiri.
Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreatifitas, cukup banyak orang tua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim keterrbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Disiplin disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan atau tanggungjawab secara tuntas. Dalam masa pemnbangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapka mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa dapan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini. Dalam pengembangan bakat dan kreatifitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreatifitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranahkognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat ffdan kreatifitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik dilingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreatifitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar