Dienasty 2-C
NAMA: ENDANG
NGESTY R.
NPM : 11.1.01.10.0120
Para
ahli pendidikan telah sepakat bahwa suatu sistem pendidikan dapat dikatakan
berkualitas, apabila proses kegiatan belajar-mengajar berjalan secara menarik
dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak dan sebaik mungkin
melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan hasil yang bermutu serta relevan dengan perkembangan zaman. Agar
terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan efisien, maka perlu disusun dan
dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik
secara berkelanjutan.Untuk dapat mencapai sebuah pendidikan yang berkualitas
diperlukan manajemen pendidikan yang mampu memobilisasi segala sumber daya
pendidikan. Di antaranya adalah manajemen peserta didik yang isinya merupakan
pengelolaan dan juga pelaksanaan.Kreatifitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tantang kekurangan, menilai dan
menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan menguji lagi sampai
pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang
diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan
dapat menentukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehingga ide-ide yang kaya progresif nantinya dapat bersaing dalam kompetisi
global yang selalu berubah.
Dalam
pendidikan peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena
kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Dan sudah
pasti bahwa peserta didik memiliki kekurangan dan kelebihanya masing-masing,
mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan
keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara
pesreta didik yang satu dengan peserta didik lainya. Para pendidik dan lembaga
pendidikan harus menghargai perbedaan yang ada pada mereka.Keunikan yang
terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang
harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid dalam satu kerangka
kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan
kreativitas. Hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan
memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang
sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembanan kreatif peserta
didik. Hal ini terjadi terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang
dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan
bermahzabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada
kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh,
mendidik, dan mengelola pembelajaran peserta didik.
UU No.20
tentang sistem pendidikan nasional 2003 berbunyi” warga negara yang memiliki
kelainanfisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus”. Pengertian dari pendidikan khusus disini
merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau
memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa
satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada
akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur
persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik, karena itu adanya suatu
manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Siswa
berbakat di dalam kelas mugkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum
diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar ketrampilan dan konsep
pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan
modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencangkup semua pengalaman yang
diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat yang
membantunya mewujudkan potensi-potensi dalam dirinya. Maka saat ini haruslah
diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan
terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan
kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki potensi bakat yang
tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks,
menyiapakan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi
siswa. Sehingga setiap siswa dapat belajar menurut kecepatanya sendiri.
Dalam
paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreatifitas, cukup banyak orang
tua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim
keterrbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran
atau pengelolaan pendidikan karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang
ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat
diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Disiplin disini terdiri dari
disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas
seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas
juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan
tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan
atau tanggungjawab secara tuntas. Dalam masa pemnbangunan dan era yang semakin
mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapka
mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa dapan. Oleh karena
itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia
terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu
dimulai sejak usia dini. Dalam pengembangan bakat dan kreatifitas haruslah
bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreatifitas yang perlu
dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranahkognitif, afektif, dan
psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat ffdan
kreatifitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis
untuk ungkapan kreatif peserta didik dilingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat.
Merupakan
suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat
membina serta mengembangan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap
peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya
dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan
negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah
berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu
dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum
berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan
dihasilkan produk-produk dari kreatifitas itu sendiri dalam bidang sains,
teknologi, olahraga, seni dan budaya.